Item Name | : |
SELINGKUH SIAPAKAH YANG SUNGKAN? |
Category | : |
Artikel
|
Share to | : |
|
Contact Us | : | Call center 085 755 125 789 (Call/SMS) SMS officialadiwarna@gmail.com BB Messenger DD9A9C8D |
Deskripsi Lengkap SELINGKUH SIAPAKAH YANG SUNGKAN?
Makin hari kita makin 'familiar' dengan istilah perselingkuhan. Hal ini membuatku bertanya-tanya, mengapa perselingkuhan itu kian hari kian 'marak' saja..? Apakah kita sebagai bagian dari masyarakat terlalu permisif atas hal itu ? Apakah tidak ada sanksi sosial yang mampu membuat pelakunya jera untuk melakukan hal yang sama ? Apakah yang harus kita lakukan dalam menghadapi orang-orang yang ketahuan berselingkuh?
Beberapa bulan terakhir, aku juga banyak melihat kasus perselingkuhan itu. Sebagian besar, kasus perselingkuhan itu terjadi di tempat kerja dengan sesama rekan kerja. Mungkin karena intensitas pertemuan yang tinggi dan kesempatan untuk bersama sangat besar menjadi 'peluang' munculnya perselingkuhan itu. Setelah dipelajari lebih lanjut, ternyata mayoritas penyebab terjadinya perselingkuhan itu adalah akibat 'curhat' masalah rumah tangga. Kisah rumah tangga yang mengharukan seringkali berhasil memancing rasa iba dan simpati dan... ujung-ujungnya berubah menjadi rasa cinta.
Aku pernah mendengar sebuah kisah perselingkuhan yang terjadi di suatu instansi, antara seorang wanita yang sudah menikah dengan seorang jejaka. Kebetulan, mereka berada dalam satu divisi yang sama. Hubungan mereka yang bermula dari sekedar pertemanan berkembang ke arah hubungan percintaan. Semula, mereka berusaha untuk menyembunyikan hal itu dari rekan-rekan kerja yang lain. Namun, sebagaimana umumnya menyembunyikan bangkai, maka 'bau busuk' itu pun tercium juga.
Semenjak hubungan itu diketahui oleh rekan kerja yang lainnya, perubahan terjadi. Sayangnya perubahan itu bukan mengarah ke pemutusan hubungan, namun sebaliknya, mereka tak malu-malu lagi mempertontonkan kemesraan itu di hadapan rekan-rekan kerjanya. Mereka tak lagi sungkan untuk saling menatap dengan mesra ataupun bergandengan tangan. Bahkan, saat berboncengan sepeda motor, sang wanita tak lagi sungkan melingkarkan lengannya di pinggang sang jejaka.
Ketika mereka berdua sedang ada dalam satu ruangan, dan mereka berdua mulai menunjukkan kemesraan, lucunya (atau lebih tepat anehnya)... satu per satu rekan kerjanya akan keluar dari ruangan itu. Semua rekan kerja memilih keluar dari ruangan itu karena merasa sungkan melihat dua orang itu mengumbar kemesraan di depan mereka. Anehnya lagi, tak ada yang berani menegur kedua orang itu saat mereka tak sungkan mengumbar kemesraan di depan orang lain.
Jadi, siapa yang seharusnya merasa sungkan ? Apakah kedua sejoli yang sedang jatuh cinta tapi salah jalan itu ? Apakah rekan-rekan kerjanya yang memilih menyingkir setiap kali kedua sejoli itu mulai bermesraan ? Apakah sikap menyingkir dari rekan kerja kedua sejoli itu merupakan wujud permisif atas perselingkuhan yang terjadi di lingkungan mereka ? Apakah rekan-rekan kerja kedua sejoli itu memilih untuk tidak usil karena tidak mau campur dan tidak peduli dengan urusan orang lain ?
Jika sobat berada pada posisi rekan kerja kedua sejoli itu, sikap apa yang akan sobat ambil ?
* postingan ini dibuat oleh Reni atas 'todongan' mas Trimatra untuk memeriahkan hajatan postingan bersama yang mengambil tema Moralitas dan Budaya.
Untuk Pembelian dalam jumlah Banyak, Silakan Kontak Customer Service Kami untuk mendapatkan harga terbaik
HOTLINE Hubungi Kami di Contact
PENGIRIMAN dengan Kurir Terpercaya
Related Product :